Archive for 01/11/11 - 01/12/11


Sekilas tentang Software Engineering

PENDAHULUAN
  1. Apakah Perangkat Lunak?
  2. Apakah Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) ?
  3. Apa perbedaan antara RPL dengan ilmu komputer (computer science) ?
  4. Apa perbedaan RPL dan rekayasa sistem ?
  5. Apa yang dimaksud dengan proses perangkat lunak ?
  6. Apakah model proses perangkat lunak ?
  7. Berapa biaya rekayasa perangkat lunak ?
  8. Apa saja metode-metode RPL ?
  9. Apa yang dimaksud dengan CASE (Computer-Aided Software Engineering) ?
  10. Apakah atribut-atribut perangkat lunak yang baik ?
  11. Apa tantangan kunci yang dihadapi RPL ?

PERANGKAT LUNAK
Perangkat Lunak (Software) tidak sama dengan program komputer. Perangkat lunak tidak hanya mencakup program, tetapi juga semua dokumentasi dan konfigurasi data yang berhubungan, yang diperlukan untuk membuat agar program beroperasi dengan benar.

Sistem Perangkat Lunak terdiri dari :
  • Sejumlah program yg terpisah
  • File-file konfigurasi
  • Dokumentasi sistem
  • Dokumentasi User
Dua tipe produk perangkat lunak :
  • Produk Generik  Sistem stand-alone standar yg diproduksi oleh organisasi pengembang dan dijual ke pasar terbuka ke siapapun yg membelinya. Biasa disebut sebagai software shrink-wrapped. Contoh : pengolah kata (word processor).
  • Produk pesanan (yang disesuaikan)  Sistem yg dipesan oleh pelanggan tertentu. Dikembangkan khusus bagi pelanggan oleh kontraktor perangkat lunak. Contoh : Sistem untuk mendukung proses bisnis tertentu dan sistem kontrol lalu lintas udara. 

Perbedaan PENTING antara tipe2 perangkat lunak :
  • Pada produk generik, organisasi yang mengembangkan perangkat lunak mengontrol spesifikasi perangkat lunak.
  • Pada produk pesanan, spesifikasi biasanya dikembangkan dan dikontrol oleh organisasi yang membeli perangkat lunak tersebut.

REKAYASA PERANGKAT LUNAK 
RPL atau Software Engineering (SE)  Disiplin ilmu yang membahas semua aspek produksi perangkat lunak, mulai dari tahap awal spesifikasi sistem sampai pemeliharaan sistem setelah digunakan. Ada 2 istilah kunci disini :
  • “disiplin rekayasa”  Perekayasa membuat suatu alat bekerja. Menerapkan teori, metode, dan alat bantu yang sesuai, selain itu mereka menggunakannya dengan selektif dan selalu mencoba mencari solusi terhadap permasalahan.
  • “semua aspek produksi perangkat lunak”  RPL tidak hanya berhubungan dengan proses teknis dari pengembangan perangkat lunak tetapi juga dengan kegiatan seperti Manajemen proyek PL dan pengembangan alat bantu, metode, dan teori untuk mendukung produksi PL.

Perbedaan antara RPL dengan Computer Science ?
Intinya, computer science berhubungan dengan teori dan metode yang mendasari sistem komputer dan perangkat lunak, sedangkan RPL berhubungan dengan praktek dalam memproduksi perangkat lunak.


Perbedaan RPL dengan Rekayasa Sistem ? 
Rekayasa sistem berkaitan dengan semua aspek dalam pembangunan sistem berbasis komputer termasuk hardware, rekayasa PL dan proses. RPL adalah bagian dari rekayasa sistem yang meliputi pembangunan PL, infrasktruktur, kontrol, aplikasi dan database pada sistem.


Model atau paradigma umum pada proses PL 
  1. Model air terjun (waterfall)  Mengambil kegiatan dasar seperti spesifikasi, pengembangan, validasi, dan evolusi dan merepresentasikannya sebagai fase-fase proses yang berbeda seperti spesifikasi persyaratan, perancangan perangkat lunak, implementasi, pengujian dan seterusnya.
  2. Pengembangan evolusioner  Pendekatan ini berhimpitan dengan kegiatan spesifikasi, pengembangan, dan validasi. Sistem awal dikembangkan dengan cepat dari spesifikasi abstrak. Sistem ini kemudian di perbaiki dengan masukan dari pelanggan untuk menghasilkan sistem yang memuaskan kebutuhan pelanggan.
  3. Pengembangan Sistem Formal  Pendekatan ini menghasilkan suatu sistem matematis yang formal dan mentransformasikan spesifikasi ini, dengan menggunakan metode matematik menjadi sebuah program. 
  4. Pengembangan berdasarkan pemakaian ulang (Reusable)  Teknik ini menganggap bahwa bagian-bagian sistem sudah ada. Proses pengembangan sistem terfokus pada pengintegrasian bagian-bagian sistem dan bukan pengembangannya dari awal.

Biaya Rekayasa Perangkat Lunak
  • Umumnya sekitar 60% untuk biaya pengembangan (development) dan 40% biaya pengujian (testing).
  • Distribusi biaya yang tepat selama proses perangkat lunak bergantung pada proses yang digunakan dan jenis perangkat lunak yang dikembangkan.

Metode-metode RPL
Pendekatan-pendekatan terstruktur terhadap pengembangan perangkat lunak mencakup model, notasi, aturan, saran pengembangan sistem (rekomendasi), dan panduan proses.
  • Deskripsi model sistem  Deskripsi model yang harus dikembangkan dan notasi yang digunakan untuk mendefinisikan model-model ini. Ex : model aliran data.
  • Aturan  Batasan yang berlaku bagi model sistem. Ex : Setiap entitas pada model sistem harus memiliki nama yang unik.
  • Rekomendasi  Saran dalam membentuk perancangan yang baik. Ex : Tidak ada objek yang memiliki lebih dari tujuh sub-objek yang berhubungan dengannya.
  • Panduan Proses  Aktifitas yang bisa diikuti untuk mengembangkan model sistem. Ex : Atribut objek harus didokumentasi sebelum mendefinisikan operasi yang berhubungan dengan objek.

CASE (Computer-Aided Software Engineering)
Mencakup berbagai macam program yang digunakan untuk mendukung kegiatan PL seperti analisis persyaratan, pemodelan sistem, debugging, dan pengujian.

Atribut-atribut PL yang baik
Perangkat Lunak seharusnya memberikan user kebutuhan fungsionalitas dan kinerja yang :
  • Dapat dipelihara (Maintanability)  PL harus dapat memenuhi perubahan kebutuhan user.
  • Dapat diandalkan (Dependability)  PL harus dapat dipercaya dan tidak menyebabkan kerusakan fisik atau ekonomi jika terjadi kegagalan sistem.
  • Efisien  PL harus efisien dalam penggunaan sumber daya sistem.
  • Kemampupakaian (Usability)  PL harus dapat dipakai sesuai dengan yang direncanakan

Tantangan Kunci yang dihadapi RPL ?
  • Tantangan Warisan (Legacy)  Tantangan memelihara dan meng-update PL sedemikian sehingga biaya yg berlebihan dapat dihindari dan layanan bisnis yg penting tetap dilakukan.
  • Tantangan Heterogenitas  Tantangan teknik pengembangan untuk membangun perangkat lunak yang dapat diandalkan dan cukup flexibel untuk menghadapi heterogenitas yang ada.
  • Tantangan Pengiriman  Tantangan mempersingkat waktu kirim sistem besar dan kompleks, tanpa mengurangi kualitas sistem.

Read More

4 Kepribadian Yang Menentukan Kesuksesan Dalam Berkomunikasi



Bagi seorang presenter, sukses dalam berkomunikasi itu tidak sekadar ditentukan oleh caranya, namun justru sangat ditentukan tipe kepribadian seseorang.
"Ada empat tipe kepribadian, yakni Si Gesit, Si Rinci, Si Kuat, dan Si Damai," ucap penulis buku 'Click! (Strategi Taktis Berkomunikasi dengan Berbagai Kepribadian)' itu.
Di hadapan sejumlah mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) dalam "Cosmopolitan Campus to Campus" di kampus itu, Kamis (15/9), pemain film "Berbagi Suami" (2006) itu menyebut salah satu dari keempat tipe kepribadian itu ada pada diri setiap orang.
"Karena itu, adalah penting kita mengenal diri kita sendiri, apakah kita masuk tipe kepribadian Si Gesit, Si Rinci, Si Kuat, atau Si Damai, lalu kita baru menentukan cara berkomunikasi yang pas agar sukses," kilahnya.
Pertama, Si Gesit adalah tipe kepribadian yang ceplas-ceplos, serba terburu-buru, ngomong dulu dan mikir belakangan, suka tren terbaru tanpa mikir cocok atau tidak, polos, tidak sabar, dan demonstratif. "Tapi, Si Gesit itu menyenangkan dan awet muda. Dia bisa awet muda, karena dia pemaaf. Dia pemaaf karena dia cepat lupa. Dia termasuk tipe ekstrovert dan cocok dengan pekerjaan sebagai PR (public relation)," katanya.

Kedua, Si Rinci adalah tipe kepribadian yang sangat rapi, necis dalam berpakaian, cara ngomong teratur, santun, tidak asal ngomong tapi berpikir dulu, suka detail, semua hal dihitung, serius, dan ingin selalu sempurna.
"Tapi, Si Rinci itu cenderung menahan diri, artistik, dan bisa frustrasi karena terlalu perhitungan, bahkan kalau berteman juga pilih-pilih. Dia termasuk tipe introvet dan cocok dengan pekerjaan seni," paparnya.

Ketiga, Si Kuat adalah tipe kepribadian yang tegas dalam berbicara, cenderung ingin menguasai, tidak suka mengumbar kata-kata, berani tampil, kemauan kuat, "mandiri banget" karena cenderung tidak membutuhkan orang lain, suka perubahan, pikirannya jauh ke depan, tidak mau "ribet" atau repot (praktis), dan tidak mudah akrab karena bergantung kebutuhan.
"Tapi, Si Kuat cenderung otoriter, self center, kayak robot, tidak suka basa-basi, dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan atau keperluannya. Kalau butuh ya cocok, tapi kalau tidak butuh ya diabaikan. Dia termasuk tipe ekstrovet dan cocok atau berbakat menjadi pemimpin," tuturnya.

Keempat, Si Damai adalah tipe kepribadian yang tidak suka ribut (damai), tidak konfrontatif, tidak suka marah, semua orang dijadikan sahabat untuk semua tipe (si gesit, si rinci, dan si kuat), mudah patuh (mengikuti situasi), mau berkorban untuk teman, mementingkan orang lain, pendengar yang baik, dan suka mengamati orang.
"Tapi, Si Damai cenderung menyembunyikan emosi, suka di belakang layar, dan tidak suka action karena takut menyinggung teman. Dia termasuk tipe introvet dan cocok menjadi 'orang kedua' seperti sekretaris atau karyawan," tambahnya.
Nah, kata praktisi komunikasi kelahiran Manado pada 4 Februari 1970 itu, pengenalan terhadap tipe kepribadian itulah yang akan menentukan cara berkomunikasi yang cocok dan akhirnya membuat seseorang bisa sukses dalam berkomunikasi dengan orang lain. "Dalam berkomunikasi, Si Kuat harus menahan diri dan fleksibel. Jangan serba pokoknya atau harus begini-negitu. Jangan terlalu dominan supaya orang lain tertarik," tegasnya.
Untuk Si Rinci, cara berkomunikasinya jangan terlalu banyak perhitungan atau berhati-hati, jangan mudah sensitif, rileks dalam mengatur rencana, dan jangan ragu dengan kemampuan supaya teman tidak menjauh.
"Lain lagi dengan Si Gesit, dalam berkomunikasi jangan terlalu mau serba cepat karena tidak semua orang itu secepat kita, cobalah berbuat dengan planning (perencanaan) dan jangan tergantung kepada situasi. Hati-hati dalam berkomentar dan jangan ikuti perasaan, tapi pikirkan perasaan orang lain. Realistislah dan jangan banyak keinginan," tandasnya.
Untuk Si Damai, cara berkomunikasi yang baik adalah jangan banyak bertanya, karena akan sulit mengambil keputusan, tapi ikuti apa kata hati. "Si Damai jangan nrimo (serba menerima) dan majulah kalau ada kesempatan agar bisa berkembang, maksimalkan potensi," pungkasnya.
source: yahoo.com

Read More